Monday, August 24, 2009

Pendalaman Alkitab Bag 1 : Mengenal Injil

Tulisan ini merupakan tulisan rintisan yang membahas penafsiran ayat-ayat dalam Alkitab. Tidak dimaksudkan untuk mencari benar salah, namun sebagai perenungan dan bahan diskusi dalam mengkaji Alkitab.
Pertama kita mengenal dahulu pembagian kitab dalam PB sesuai kanon dimana Sebelum Kanonisasi paling tidak ada 45 kitab injil

Injil

Terdiri dari empat kitab: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Mencatat tentang kehidupan dan pelayanan Yesus selama di dunia. Matius menekankan Yesus sebagai raja, Markus menekankan Yesus sebagai hamba, Lukas menekankan Yesus sebagai manusia, Yohanes menekankan Yesus sebagai Anak Allah. Meskipun keempat penulis mempunyai penekanan yang berbeda-beda, tetapi tulisan-tulisan mereka satu dengan yang lain tetap harmonis.

Sejarah

Terdiri dari satu kitab, yaitu Kitab Para Rasul. Mencatat perkembangan kekristenan setelah kenaikan Yesus.

Surat-surat

Terdiri dari:
- 14 surat Paulus: Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, Filemon, dan Ibrani.
- 7 surat bukan dari Paulus : Yakobus, 1 Petrus, 2 Petrus, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, dan Yudas.

Eskatologi
Yaitu kitab Wahyu

Sedangkan istilah kanon berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'tongkat pengukur, standar atau norma'. Secara historis, Alkitab telah menjadi norma yang berotoritas bagi iman dan kehidupan bergereja. Proses pengkanonan ini dilakukan oleh berpuluh-puluh ahli kitab suci dan bahasa yang dengan teliti dan serius memilah-milah banyak tulisan yang dianggap suci untuk menemukan kitab-kitab yang benar-benar suci dan diwahyukan Allah untuk kemudian dijadikan satu.[1] Dengan kata lain yang disebut kitab suci sesungguhnya adalah nama lain dari daftar teks yang disusun oleh otoritas gereja resmi.

Tanda-tanda kanonitas meliputi:
- Kitab tersebut ditulis atau disahkan oleh para nabi/rasul.
- Kitab tersebut diakui otoritasnya di kalangan gereja mula-mula.
- Kitab tersebut mengajarkan hal yang selaras dengan kitab-kitab lainnya yang jelas termasuk dalam kanon. [1]

Berdasar masa hidup Yesus sampai kisah penyaliban maka akan kita dapatkan 2 pembagian
1. Masa pelayanan dan pengajaran Yesus di dunia sampai diangkatnya ia ke surga
2. Masa setelah kisah penyaliban

Atau dapat kita bagi lagi dengan terukur
1. Ayat yang merekam perkataan dan perbuatan Yesus sebelum kisah penyaliban.
2. Tafsir terhadap perkataan dan perbuatan Yesus termasuk tafsir kisah penyaliban sendiri (Kisah dan Surat-Surat dan beberapa ayat dari kitab kanonik).

Gereja sendiri tidak dapat melepaskan atau memisahkan antara keduanya karena semua kitab tersebut dianggap sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan yang mengungkap misi Yesus ke dunia sehingga akan terlihat jelas bagaimana gereja menafsirkan ucapan dan perbuatan Yesus dengan mengutip Kisah dan Surat-Surat.

Pun (Kisah dan Surat-Surat) tidak dapat disamakan dengan Hadits di dalam Islam, karena Hadits bersumber langsung dari Muhammad SAW sedangkan Kisah dan Surat-Surat adalah cerita tentang pelayanan para rasul dan tafsir mereka atas Injil.

Untuk itu diperlukan suatu pemikiran jernih dalam mendeskripsikan tafsir atas ucapan dan perbuatan Yesus dimana kita harus memisahkan dahulu antara Injil (4 kitab kanonik) dan lainnya.

Di dalam ilmu komunikasi kita mengenal tiga unsur utama yaitu sumber informasi, perantara (alat mediasi) dan subjek penerima.
Agama pun demikian, Allah sebagai sumber informasi mengirimkankan utusan sebagai penyampai pesan kepada kita. Semua informasi tersebut kemudian direkam dalam satu kitab sehingga dapat dibaca, dipelajari untuk kemudian menjadi aturan dalam kehidupan kita.

Sebagaimana ilmu komunikasi mengatakan bahwa tidak semua pesan dapat diterima dengan baik oleh penerima, disalahartikan, diartisalahkan bahkan ditolak.

Sehingga agar mengerti makna kata dan kalimat dari kitab suci adalah benar sesuai dengan yang dimaksud oleh sumber informasi (Tuhan) maka kita harus mengkajinya melalui suatu metodelogi kritis.

Beberapa hal yang menjadi penyulit dalam menafsirkan injil

1. Kitab Injil yang ada sekarang bukanlah dari bahasa asli yang diucapkan Yesus

Karena para nabi dan rasul diutus kepada umatnya haruslah menggunakan bahasa ibu umatnya agar pesan yang disampaikan mudah diterima.
Salah satu kelemahan kitab Injil adalah segi bahasa. Manuskrip Injil yang ada menggunakan bahasa yunani sedangkan Yesus sendiri menggunakan bahasa aram, meskipun ada juga yang berpendapat bahwa Yesus menguasai tiga bahasa yaitu Aram, Ibrani dan bahasa Yunani.
Dan sebagaimana kitab suci lainnya yang menggunakan bahasa Ibu para umat nabi tersebut maka diyakini pula bahwa Yesus menggunakan bahasa yang digunakan bangsa Israil dan bukan bahasa Yunani.
Meskipun ada yang mencoba menterjemahkan kembali dari bahasa Yunani ke bahasa aslinya, usaha tersebut tetaplah sia sia.


Sebagai contoh
Honestly, I have no idea about it
Dapat diterjemahkan menjadi
Sejujurnya saya tidak mengerti hal itu 
Sejujurnya saya tidak mempunyai pendapat masalah tersebut
Sebenarnya, saya tidak mengetahui apa apa perihal tersebut
Sehingga saat dikembalikan ke bantuk kalimat semula bisa jadi berbeda dengan kalimat aslinya

Atau pemenggalan frase saat menterjemahkan manuskrip tersebut. Sebagai manuskrip kuno tentunya bukan sesuatu yang mudah membaca kitab tersebut dimana mungkin saja ada lipatan lipatan kertas yang membuat kata terpisah menjadi satu kata.
Contoh GODISNOWHERE, pemenggalan frase tersebut bisa menjadi GOD IS NOWHERE atau GOD IS NOW HERE.

Kitab Perjanjian Baru adalah suatu Kitab Greka (Yunani), dialek Koine, yang dikarang dan ditulis di luar Palestina; jadi bukannya dalam bahasa Aram yang digunakan dan dimengerti di Palestina pada masa itu oleh Yesus Kristus, para hawariyun (12 murid yesus) dan awam. sehingga terdapat gap antara bahasa yang diucapkan Yesus (Aramic) dan injil yang ditulis dalam bahasa Yunani.

Diketahui sejak dahulu bahwa di Yunani telah berkembang ilmu filsafat dan mitologi yang bisa jadi bercampur dengan Injil sekarang ini. Sehingga juga akan mempengaruhi bagaimana menafsirkan ayat-ayat di dalam injil. Belum lagi menyangkut idiom yang berlaku pada bahasa tertentu.

2. Terdapat rentang waktu antara masa hidup Yesus dan penulisan injil itu sendiri sehingga Siapakah penulis injil sebenarnya pun masih menjadi pertanyaan.

Setelah Yesus naik ke surga, belum sebuah kitab pun ditulis mengenai diri dan ajaran-Nya, karena belum dirasa perlu – para saksi mata utama masih hidup. Jadi Injil masih dalam bentuk verbal, lisan; dari mulut ke mulut, oleh para rasul.
Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah para saksi mata dan para rasul berkurang, dan semakin banyak ancaman pemberitaan ajaran-ajaran sesat. Pada masa itu banyak ditemukan tulisan-tulisan yang bercorak rohani, yang sebenarnya bukan Firman Allah. Oleh karena itu gereja merasakan pentingnya ditentukan kitab-kitab mana sajakah yang dapat diakui berotoritas sebagai Firman Allah. [1]

Artinya penulis kitab injil mendengar kisah Yesus dari orang-orang yang "katanya" mengenal Yesus. Jika penulis injil adalah orang yang langsung mendengar perkataan dan melihat perbuatan Yesus pastilah ia menulisnya dalam bahasa orang Israil. 

Pun belum ada kepastian jalur periwayatan injil dan catatan sejarah mengenai penyampai riwayat tersebut sampai pada manuskrip yang sudah jadi seperti sekarang.

3. Harus dapat dibedakan antara naratif penulis Injil dan Perkataan dan Perbuatan Yesus itu sendiri.

Karena "Firman" Allah yang berupa ucapan haruslah berdiri dengan sendirinya tanpa ada kata tambahan dan penyambung narasi lainnya. Jika anda baca kita Injil akan tampak jelas narasi disana sini sehingga membentuk alur cerita.
Dari kajian 75 sarjana Bible terkemuka yang bersidang selama 6 tahun, keluarlah hasil kajian mereka yang dikenal melalui laporan berjudul "The Five Gospel" pada tahun 1993. Pertanyaan itu akhirnya terjawab dalam sebuah kesimpulan dalam laporan mereka bahwa, dari Injil-Injil yang ada, hanya terdapat 18% saja yang diperkirakan asli perkataan Yesus, sementara sisanya?.

Lukas 18:31-33

31. Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai anak Manusia akan digenapi.
32. Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolokolokkan, dihina dan diludahi,
33. dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit."

Kita akan mendapati bahwa Lukas 18:32-33 bukanlah perkataan Yesus tapi lebih kepada pendapat penulis Injil dalam menafsirkan Lukas 18:31.

Kitab suci haruslah terjaga dari ucapan dan pendapat manusia. Jika didalamnya masih terkandung kata kata manusia, maka dengan sendirinya kitab suci tersebut batal disebut sebagai firman Allah yang suci.

4. Di dalam Injil sekarang banyak bertebaran kisah pasca penyaliban yang tentu saja bukan bagian dari pengajaran Injil Yesus semasa hidupnya.

didalam kisah-kisah tersebut banyak dijumpai narasi penulis injil perihal peristiwa tersebut yang sumbernya sendiri ("?")

Dari berbagai kesulitan tersebut para ahli kitab tetap berupaya menafsirkan Al Kitab agar wahyu tuhan tersebut sesuai dengan maksud TUHAN. Namun upaya ahli kitab tersebut terkesan gagal karena masih mencampur adukkan antara 4 kitab kanonik dengan kisah dan Surat Surat sehingga akan terbaca dengan jelas bahwa untuk ayat yang seakan mendukung pendapat TRINITAS ahli kitab menggunakan tafsir tekstual namun untuk ayat yang berkaitan dengan pelaksanaan syariat ahli kitab menggunakan tafsir ala filsafat, dan banyak lagi kita temukan standar ganda dalam mentafsirkan Alkitab. (Ini akan dibahas pada tulisan selanjutnya)

Untuk menghindari tuntutan kepada kitab injil gereja mendefinisikan Injil sebagai "kabar baik". Kata Injil berasal dari kata "euaggelion" (Yunani) artinya adalah kabar baik . Kata 'injil' merupakan Arabisasi untuk kata Yunani "euaggelion" .
Sedangkan Kitab Injil adalah Kitab yang menuliskan tentang kabar baik. Jadi jikalau Alkitab Perjanjian Baru menuliskan "memberitakan Injil" itu artinya "memberitakan Kabar Baik" (bukan sebagai nama Kitab) [4] 

Markus 1:14-15

14. Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah,
15. kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Lukas 4:43

Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."

Dan masih banyak lagi kata "Injil" di dalam Alkitab. Kita tidak membahas kata “Injil” tersebut karena pada hakikatnya sebuah kitab suci adalah pemberitaan dari Tuhan kepada manusia, namun jika Injil hanya dianggap sebagai persaksian manusia terhadap kehidupan Yesus akan menimbulkan pertanyaan tentang kesahihan kanonisasi sebagaimana disebutkan dalam Yohanes 21:25 : “Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.”
Seperti yang tertulis di ayat tersebut bahwa banyak kesaksian tentang kehidupan Yesus, seharusnya otoritas Gereja juga memilah diantara ayat-ayat dalam kitab yang dianggap apokrif untuk menjadi suatu catatan tersendiri.

Dan benarkah demikian? Bahwa Injil hanyalah tulisan tentang persaksian ucapan dan kehidupan Yesus dan bukan sebuah naskah tersendiri?. Apakah Yesus tidak pernah memerintahkan muridnya atau menulis sendiri wahyu yang diturunkan kepadanya menjadi sebuah Kitab Suci yang berupa kumpulan semua wahyu Ilahi?

2. "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tuliskanlah segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadamu itu dalam suatu kitab. (Yeremia 30:2)

37. Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku. (Lukas 22:37)

12. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. (Yohanes 17:12)

Dari ayat ayat diatas terdapat suatu kesimpulan bahwa adanya kesamaan perintah untuk menyusun wahyu lisan menjadi sebuah naskah/kitab suci.

Matius 24:14

14. Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”

Jika yang dimaksud Yesus pada saat turunnya yang kedua kalinya diakhir zaman adalah injil yang beredar sekarang, mengapakah ia harus memberitakan injil kembali?, Injil apakah yang dimaksud Yesus?




Sunday, August 23, 2009

Bantahan Alquran terhadap PL bahwa nabi Harun melakukan perbuatan syirik

Di dalam perjanjian lama disebutkan kisah bahwa nabi Harun pernah melakukan perbuatan syirik yaitu dengan membuat lembu dari emas dan mengatakan bahwa lembu itu adalah Allah.

Keluaran 32:2-4 dan 35

2. Lalu berkatalah Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya kepadaku."
3. Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun.
4. Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"

35. Demikianlah TUHAN menulahi bangsa itu, karena mereka telah menyuruh membuat anak lembu buatan Harun itu.

Padahal Harun adalah seorang salih yang diangkat menjadi nabi menemani nabi Musa.

Keluaran 7:1 
1. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.

Keluaran 28:2
2. Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.


Apakah benar demikian?, padahal telah menjadi ketetapan bahwa seorang nabi yang diangkat langsung oleh Allah bukanlah nabi palsu dan tidak akan mungkin melakukan perbuatan syirik.
Fitnah terhadap nabi harun tersebut diklarifikasi oleh Allah dalam Alquran bahwa perbuatan syirik tersebut bukanlah dilakukan oleh nabi Harun melainkan seorang bernama Samiri

QS Thaahaa 20:83-100

83. mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, Hai Musa?
84. berkata, Musa: "Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)".
85. Allah berfirman: "Maka Sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri[937].
86. kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. berkata Musa: "Hai kaumku, Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka Apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?".
87. mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan Kami sendiri, tetapi Kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, Maka Kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya[938]",
88. kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara[939], Maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa".
89. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan?
90. dan Sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, Sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu. itu dan Sesungguhnya Tuhanmu ialah (tuhan) yang Maha pemurah, Maka ikutilah aku dan taatilah perintahku".
91. mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami".
92. berkata Musa: "Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat,
93. (sehingga) kamu tidak mengikuti Aku? Maka Apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?"
94. Harun menjawab' "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku".
95. berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) Hai Samiri?"
96. Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, Maka aku ambil segenggam dari jejak rasul[940] lalu aku melemparkannya, dan Demikianlah nafsuku membujukku".
97. berkata Musa: "Pergilah kamu, Maka Sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Janganlah menyentuh (aku)"[941]. dan Sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah Tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya Kami akan membakarnya, kemudian Kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa Abu yang berserakan).
98. Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu".
99. Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan Sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Quran).
100. Barangsiapa berpaling dari pada Al qur'an Maka Sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat,

[937] Samiri ialah seorang dan Bani Israil dari suku Assamirah.
[938] Maksudnya: mereka disuruh membawa perhiasan dari emas kepunyaan orang-orang Mesir. lalu oleh Samiri dianjurkan agar perhiasan itu dilemparkan ke dalam api yang telah dinyalakannya dalam suatu lobang untuk dijadikan patung berbentuk anak lembu. kemudian mereka melemparkannya dan diikuti pula oleh Samiri. 
[939] Mereka membuat patung anak lembu dari emas. Para mufassirin berpendapat bahwa patung itu tetap patung tidak bernyawa dan suara yang seperti lembu itu hanyalah disebabkan oleh angin yang masuk ke dalam rongga patung itu dengan tekhnik yang dikenal oleh Samiri waktu itu dan sebagian mufassirin ada yang menafsirkan bahwa patung yang dibuat dari emas itu kemudian menjadi tubuh yang bernyawa dan mempunyai suara lembu.
[940] Yang dimaksud dengan jejak Rasul di sini ialah ajaran-ajarannya. menurut faham ini Samiri mengambil sebahagian dari ajaran-ajaran Musa kemudian dilemparkannya ajaran-ajaran itu sehingga Dia menjadi sesat. menurut sebahagian ahli tafsir yang dimaksud dengan jejak Rasul ialah jejak telapak kuda Jibril a.s. artinya Samiri mengambil segumpal tanah dari jejak itu lalu dilemparkannya ke dalam logam yang sedang dihancurkan sehingga logam itu berbentuk anak sapi yang mengeluarkan suara.
[941] Maksudnya: supaya Samiri hidup terpencil sendiri sebagai hukuman di dunia. dan sebagai hukuman di akhirat, ia akan ditempatkan di didalam neraka.